EKOBISNEWS

Gudang Terbatas, Bulog Bone Kewalahan Serap Gabah dan Jagung Petani

380
×

Gudang Terbatas, Bulog Bone Kewalahan Serap Gabah dan Jagung Petani

Sebarkan artikel ini

KABARBONE.COM, BONE – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Cabang Bone saat ini kewalahan untuk menyerap secara maksimal produk gabah dan jagung petani musim panen bulan Maret-April 2025.

Kepala Cabang Bulog Kabupaten Bone Maysus P mengakui saat ini kondisi gudang bulog yang terbatas, sedangkan produksi gabah dan jagung di Bone mengalami peningkatan produktifitas.

“Sementara dicarikan sesuai spek gudang layak untuk di sewa atau dipinjam khusus untuk serapan jagung kuning,” ujar Kepala Bulog Bone kepada kabarbone.com, Kamis (25/4/2025).

“Kalau untuk penyewaan gudang, kami dicarikan oleh PT. BGR yang berkecimpun di penyewaan dan pengelolaan khusus gudang,” tambahnya.

Maysus melanjutkan khusus untuk serapan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) Bulog Bone ditargetkan menyerap sedikitnya 5.000 ton.

Sedangkan untuk serap gabah petani, kata Maysus langsung diserap melalui maklon (Pihak ketiga) untuk diolah menjadi beras.

“Karena gabah kan tidak masuk gudang Bulog, dia masuknya di pabrik untuk diolah jadi beras,” jelasnya.

Bahkan saat ini Bulog telah melakukan penambahan gudang penyimpanan beras .

“Sudah ada tambahan sekitar 10.000 ton untuk beras. Sekarang kami di carikan gudang lagi untuk jagung,” jelasnya.

Maysus juga menjelaskan kendalanya untuk penyimpanan jagung adalah bila menggunakan karung plastik tidak bisa ditumpuk terlalu tinggi, karena licin.

“Jadi kapasitas penyimpanan gudang tidak bisa maksimal, seumpama kapasitas gudang 1.000 ton, kalau diisi jagung paling maksimal 600 ton saja. Memang paling cocok simpan jagung pakai silo, kayak punya Jafpa, dan phokpan serta FKS di Makassar,” tuturnya .

Kendala lainnya, kata Maysus kualitas jagung petani masih jauh dari kadar yang telah ditetapkan yang minimal 14 persen, sehingga perlu ada kerjasama oleh BPP atau penyuluh mengedukasi ke petani agar dapat diserap sesuai HPP.

Baca Juga  Perum Bulog Bone Mulai Serap Jagung Kuning Petani dengan Harga HPP, Ini Kriterianya

“Selalu memberikan edukasi ke petani untuk memanen jagungnya minimal umur yang harusnya, atau saat umur tanaman sudah mencapai maksimum. Panen biji kering dilakukan saat lapisan hitam (black layer) sudah terbentuk pada dasar biji yang disebabkan biji sudah matang optimal. Upaya panen maksimal matang, agar jagung tidak cepat terkena jamur dan tidak cepat rusak,” ungkapnya.

Sedangkan Ketua Forum Pemuda Tani Kabupaten Bone Abdul Rahim mengatakan perlunya intervensi dan sinergitas pemerintah daerah dan Bulog menjemput surplus hasil pertanian.

Kata Rahim meski pemerintah telah menetapkan harga pemerintah (HPP) untuk jagung sebesar Rp 5.500 dan gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500, namun keterbatasan sarana dan prasaran belum memadai, sehingga serapan gabah dan jagung petani belum maksimal.

“Kendala Bulog sekarang adalah gudang. Selain gudang di Bone kekurangan dryer (alat pengering) berkapasitas besar. Ini masalah sekaligus peluang, bagi pemerintah daerah menghidupkan ekosistem pertanian di Bone melalui perusahaan daerah dan melibatkan pengusaha lokal,” jelasnya.

Kata Rahim jika ini yang dilakukan, Bone akan menjadi tuan rumah sendiri, dan menjadi kota beras dan kota jagung ketika ini diseriusi.

“Kita optimis, dengan kolaborasi bersama, petani di Bone akan lebih sejahtera dan lebih berdaya. Sehingga perlu disusun master plan, dengan mendudukkan semua pihak,” tutupnya. (*)