KABARBONE.COM, BONE – Pilot projek budidaya pisang cavendis eks Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin yang kini menjabat Pj Gubernur Sulbar kini menjadi buah bibir dan siap menjadi produk unggulan Bone bahkan Sulawesi Selatan.
Meski sempat dibully Gubernur “Pisang” saat mengeluarkan kebijakan itu di awal ia menjabat sebagai Pj Gubernur Sulsel tahun 2023 lalu, Bahtiar tetap tancap gas dan melakukan penanaman pisang cavendis di Desa Tellongeng Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, diawal November 2023 lalu.
Hasilnya budidaya pisang seluas seluas 200 hektar kini sudah sudah tumbuh lebat dan berbuah bahkan siap dipanen di bulan Agustus ke depan.
Lokasi budidaya pisang Cavendis di Desa Tellongeng ini dikunjungi langsung oleh Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol. Andi Rian R Djajadi bersama Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XIV Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun.
Juga turut dalam rombongan Komandan Lantamal (Danlantamal) VI Makassar Brigjen TNI (Marinir) Andi Rahmat M dengan Divisi Infanteri 3/Darpa Cakti Yudha Mayjen TNI Bangun Nawoko, Rabu (19/6/2024).
Rombongan Kapolda Sulsel dan Pandam XIV Hasanuddin berangkat dari Makkasar tiba di Lapangan Sepak Bola A. Yusuf, Kelurahan Padaelo, Kecamatan Mare,Rabu, (19/06/2024) sekitar Pukul 10.00 wita menggunakan helikopter.
Rombongan disambut oleh Pj Bupati Bone Andi Islamuddin didampingi Ketua DPRD Bone Irwandi Burhan dan jajaran Forkopimda Bone, sejumlah Kepala OPD Pemkab Bone, camat dan masyarakat.
“Kami sepakat dengan bapak Pangdam akan menjadikan ini (pisang cavendish) produk unggulan ketahanan pangan Sulsel. Saya mencoba mengkaji memang Sulsel ini hebat dari dulu, luar biasa, sampai sekarang lumbung padi nasional,” kata Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian R Djajadi saat memberikan sambutannya.
Kapolda Sulsel, Irjen Andi Rian mengatakan, kehadirannya di lokasi budidaya pisang untuk memastikan bisa panen perdana pada awal Agustus mendatang.
Bahkan dia berencana akan mengundang Kapolri dan Panglima TNI untuk hadir di Bone.
“Di awal masa saya ditugaskan bersama Pak Bahtiar dan Pak Pangdam memilih pisang cavendish karena tanaman ini punya daya ungkit yang begitu cepat untuk menambah ekonomi masyarakat. Kehadiran kami hari ini untuk memastikan 200 hektare ini akan bisa panen di awal Agustus nanti. Kalau memang bisa dipanen 80 persen, saya akan undang Bapak Kapolri dan Bapak Panglima TNI,” ungkapnya.
Dia pun membandingkan dengan produksi gabah yang harganya ditentukan harga eceran tertinggi (HET). Begitu harganya melebihi HET akan diintervensi pemerintah dengan subsidi.
“Tapi, sayangnya subsidi tidak jatuh ke petani, jatuhnya ke pengusaha. Kapan kayanya ini petani kita. Makanya kami di Sulsel melihat karena begitu luas lahan kita dorong produktivitasnya untuk program pisang cavendish,” ujarnya.
Kapolda Sulsel juga mengatakan bahwa jumlah lahan tidur di Sulsel ini masih sangat luas sehingga ia
“Satu hektare pisang cavendish modalnya dari pembibitan, tanam, pemupukan, perawatan sampai panen Rp 100 juta. 7 bulan kemudian, harga panen kita kunci Rp 6.000 per kg dan rata-rata Rp 200 juta sekali panen, jadi petani langsung untung Rp 100 juta setiap panen,” lanjut Irjen Andi Rian.
Kapolda Sulsel ini menjelaskan, TNI dan Polri akan mengawal pisang cavendish ini. Selain itu sudah disampaikan ke pengusaha untuk mengunci harga di Rp 6.000 per kg.
“Kami sepakat TNI/Polri akan mengawal ini, karena kita lihat Sulsel ini sudah puluhan tahun menjadi lumbung pangan, tetapi petaninya tidak kaya-kaya. Nanti kita coba ubah, selain dia menghasilkan dari program pangan padi, pisang cavendish juga bisa menambah ekonomi saudara-saudara kita, dan saya minta ke pengusaha ini agar mengunci harga,” tegasnya
“Jadi seluruh petani yang bekerja menanam pisang ini diikat kontrak,” kunci Jenderal Dua Bintang kelahiran Bone tersebut. (*)