KABARBONE.COM, WATAMPONE – Hati-Hati berkendara jika melintas Jl Jenderal Sudirman (Jalan Biru), khususnya bagi pengendara roda dua.
Pasalnya jebakan ranjau darat bisa mengintai nyawa Anda. Buruknya kondisi infrastruktur jalan ini nampak di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Watampone, Jumat (14/7/2023).
Dari pantauan kabarbone.com, kondisi aspal jalan sudah mengelupas. Lubang-lubang jalan poros ini semakin melebar.
Kondisi jalan rusak ini bukan hanya di ruas Jalan Sudirman. Sejumlah ruas jalan di Kota Bone juga mengalami nasib yang sama diantaranya, Jalan Poros Welalange-Tirong, Kelurahan Bulu Tempe, Jalan Reformasi Depan Kantor DPRD Bone, Jalan Hos Cokroaminoto, Jalan Veteran, Jl. Husein Jeddawi, dan Jalan Ahmad Yani.
Lambatnya perbaikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bone menjadi salah satu penyebab kondisi jalan yang berlubang semakin menganga dan membahayakan pengendara.
Padahal jalan rusak ini merupakan akses utama menuju sejumlah kantor pemerintahan disekolah dan pusat ekonomi yang banyak diakses oleh masyarakat Bone.
Salah satu Pengamat Sosial di Bone Suardi Mandang menilai buruknya kualitas infrastruktur jalan yang dibangun selama ini oleh pemerintah menjadi salah satu penyebab cepatnya rusak jalan-jalan yang ada diperkotaan.
Dia menilai DPRD Bone selaku lembaga yang memiliki fungsi pengawasan juga belum dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal melakukan pengawasan proyek-proyek pembangunan jalan oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Bin Marga.
“Liat kondisi hotmix yang dibangun, baru berapa bulan sudah hancur. Seharusnya pemda Bone juga selektif memenangkan kontraktor. Jika memang berkinerja buruk baiknya black list saja. Begitupun DPRD, seharusnya ngomong ke pemerintah dan intens melakukan pengawasan,” ungkap Ketua LSM Lakra Kabupaten Bone ini.
Ia juga menegaskan baiknya Bupati Bone juga turun langsung melakukan inspeksi soal kondisi jalan rusak ini dan segera memerintahkan Dinas Bina Marga untuk melakukan perbaikan sebelum jalan berlubang ini menambah daftar korban.
“Perbaikan jalan ini urusan krusial. Kalau anggaran defisit, kenapa tiap tahun diadakan mobil dinas. Ini kan ada ketimpangan selama ini kami melihat dalam penganggaran di Bone ini, lebih banyak belanja pegawai dan kebutuhan pegawai daripada belanja publiknya,” tegasnya. (dy)