KABARBONE.COM, WATAMPONE – Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru kembali mendapatkan sorotan.
Kali ini seorang bayi berumur 4 bulan atas nama Alisa Ayana meninggal dunia dirumah sakit milik Pemda Bone tersebut, karena diduga lambat mendapatkan pertolongan medis.
Peristiwa ini bermula pada saat orang tua korban Firmansyah beserta istri yang beralamat di BTN Welalange Kelurahan Bulu Tempe membawa anaknya ke Rumah Sakit Tenriawaru Bone untuk berobat dikarenakan anaknya mengalami mencret, Senin (10/4/2023) pagi sekitar Pukul 09.00 Wita.
Akan tetapi pada saat di IGD RSUD Tenriawaru, pihak rumah sakit seolah-olah menghalangi dikarenakan orang tuanya tidak memiliki surat rujukan dari Puskesmas.
“Jadi tadi pukul 09.00 saya dengan istri mendatangi Rumah Sakit Tenriawaru Bone, tapi pada saat saya di IGD, security menghampiri saya dan menanyakan keperluan saya. Lalu Saya sampaikan, saya bawa anak saya untuk berobat karena mengalami mencret. Tapi security nya bertanya ada ji rujukan ta? Karena tidak memiliki rujukan, jadi saya bawa pulang anak saya,” Ucap Firmansyah kepada kabarbone.com, Senin (10/4) malam.
Lebih Lanjut dia menjelaskan, lalu sekitar jam 11.30 Wita, dia ke Puskesmas Watampone, dan di sana kata Firmansyah pihak dokter menyampaikan bahwa pasien sudah dalam keadaan darurat dan harus ditangani lebih lanjut oleh pihak RS.
“Jadi setelah itu saya kembali ke RS. Setelah menyampaikan bahwa anak saya sudah dalam keadaan darurat barulah kami di layani. dan dokter sampaikan kalau ini sudah lambat untuk ditangani,” jelasnya lagi.
Lanjut dia mengatakan beberapa saat setelah mendapatkan penanganan medis, sekitar pukul 16.05 Wita bayinya dinyatakan meninggal dunia, karena diduga lambat mendapatkan pertolongan tim medis.
Sapma PP Soroti Pelayanan RSUD yang diduga Berbelit-belit
DPC Sapma Pemuda Pancasila Kabupaten Bone sangat menyayangkan atas kejadian tersebut.
Ketua DPC Sapma PPP Taufiqurrahman mengatakan seharusnya pelayanan kesehatan di RSUD tidak berbelit-belit dalam melayani pasien apalagi ketika ada pasien kritis.
“Kami sangat menyayangkan terkait dengan pelayanan kesehatan RS Tenriawaru Bone yang mempersulit pelayanan pasien sehingga seorang balita yang baru berumur 4 bulan meninggal dunia,” kesalnya.
“Ini sangat kontradiktif dengan program UHC yang di galakkan oleh Pemerintah daerah kabupaten bone,” ungkapnya.
Pihak RSUD Bantah Jika Bayi Meninggal di RSUD Tidak Dilayani
Pihak RSUD Tenriawaru Watampone melalui Kabag Humas Deddy Astaman membantah jika pasien bayi 4 bulan yang meninggal di RSUD Tenriawaru tidak dilayani pihak medis.
“Jadi info tersebut tidak benar,” bantahnya.
Dia mengatakan, bahwa bayi tersebut sudah di layani di IGD oleh perawat bahkan sudah diperiksa oleh dokter spesialis, namun bayi tersebut memang sudah dalam kondisi kritis saat di bawa di RSUD Tenriawaru.
Kata dia, kondisi bayi saat masuk IGD suhu badannya sudah mencapai 40 derajat.
“Bayi ini sudah seminggu sakit, dan saat dirujuk di IGD suhu tubuhnya sudah 40 derajat dan memang sudah mengalami dehidrasi dan kritis. Dan sudah dilayani oleh dokter spesialis tapi nyawanya tidak tertolong,” jelasnya saat dihubungi kabarbone.com, Senin (10/4) malam. (dy)