KABARBONE.COM, WATAMPONE – Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin (AAP) meminta pemerintah daerah fokus mengembangkan sektor pertanian di Bone.
Hal ini disampaikan politisi senior PKS ini saat memberikan sambutan di kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian yang dilaksanakan di salah satu hotel di Bone, Senin (21/11/2022).
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Komisi IV DPR RI, yang dihadiri Kepala Balai Karantina Parepare drh. Andi Azhhar, Kepala Dinas TPHP Bone Andi Asman Sulaiman, pemateri dari BRIN dan dihadiri peserta dari kelompok tani.
“Komoditi andalan kita hanya pertanian. Kita tidak punya tambang nikel, sehingga jika ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bone, Pemda Bone harus konsisten dan fokus mengembangkan komiditas pertanian. Selain pertanian, ada sektor peternakan dan perikanan yang mesti diperbaiki dari hulu ke hilir,” ungkap Andi Akmal.
Andi Akmal mengatakan sebagai daerah yang memiliki luas lahan pertanian dan sebagai daerah produksi beras terbesar se Indonesia Timur, sektor pertanian ini menjadi sebuah keunggulan daerah dan mesti dikelola secara modern dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dibidang pertanian.
“Kita haru akui pengelolaan sektor pertanian di Bone, kalah dengan Sidrap. Sidrap sekarang sudah berkembang menjadi industri pertanian, bahkan sektor peternakan mereka sudah dikelola secara industri dan modern dengan pemanfaatan teknologi. Harusnya studi bandingnya tidak usah kemana-mana, ke Sidrap saja,” kata Akmal.
Kata Dia, selama menjabat sebagai legislator senayan dua periode, kucuran bantuan sarana pertanian pra dan pasca panen terus diupayakan di dapil utamanya di Kabupaten Bone.
Selain itu bantuan ternak sapi dan bantuan bagi nelayan juga menjadi skala prioritas kata Andi Akmal, agar bisa dikucurkan ke masyarakat Bone.
“Pada intinya kerja-kerja pemerintah itu kolaborasi. Sehingga sektor-sektor prioritas seperti pertanian, peternakan, dan perikanan yang digeluti masyarakat ini menjadi fokus perjuangan kami di pusat. Sehingga kebijakan impor ini memang harus ditekan agar tidak merugikan petani kita,” ungkapnya.
Sedangkan, Kepala Balai Karantina Parepare drh. Andi Azhar dalam sambutannya mengatakan sektor komoditi ekspor pertanian seperti bawang merah, daging dan kedelai masih menjadi komoditi andalan dari 12 komoditi nasional ekspor pertanian.
Bahkan nilai ekspor komiditi pertanian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan signifikan dari sata terakhir tahun 2020 kata Azhar nilai ekspor komiditi pertanian tembus diangka Rp 600 triliun lebih.
“Bahkan dar laporan 3 bulan terakhir komoditi pertanian seperti jagung, minyak, gula kita sudah swasembada. Dan untuk beras kita tidak ekspor lagi. Ini adalah bentuk pencapaian dari kementerian pertanian secara nasional, dan baru-baru ini kita dapat penghargaan,” pungkasnya.
“Sehingga peluang untuk mengembangkan sektor komiditas pertanian terbuka lebar untuk masyarakat petani khususnya di Bone,” kuncinya. (dy)