KABARBONE.COM, WATAMPONE – Maraknya pencatutan nama oleh oknum partai politik (Parpol) di Sistem Infomasi Partai Politik (Sipol) KPU di tahapan verifikasi administrasi keanggotaan parpol peserta Pemilu 2024 dinilai adalah buah kegagalan parpol melakukan kaderisasi.
Hal ini dikatakan Koordinator Lembaga Studi Visi Nusantara Kabupaten Bone, Andi Saiful Marfian saat ditemui kabarbone.com, Rabu (28/9/2022).
Menurutnya, minimnya keinginan masyarakat untuk menjadi kader parpol menjadi salah satu alasan parpol hari ini sulit untuk memenuhi syarat keanggotaan yang harus dipenuhi oleh partai sebagai syarat verifikasi peserta Pemilu 2024.
Kata dia, salah satu alasan masyarakat tidak minat menjadi kader parpol karena alasan di partai tidak ada jaminan untuk diusung nantinya.
“Soal pencatutan nama sepihak ini oleh oknum parpol adalah buah tidak berjalannya kaderisasi. Sehingga parpol kesulitan untuk memenuhi jumlah keanggotaan yang disyaratkan di undang-undang pemilu sebagai peserta Pemilu 2024. Ini mesti menjadi evaluasi bagi parpol, agar melakukan pendidikan politik ke masyarakat, agar secara sadar masyarakat mau menjadi anggota partai,” ungkapnya.
Lanjut Andi Saiful menjelaskan berdasarkan rilis hasil survei CSIS baru-baru ini menerangkan keinginan masarakat di rentan usia 17-41 tahun untuk menduduki jabatan publik baik ekskutif maupun legislatif sebesar 15 persen, namun ketertarikan untuk menjadi anggota partai politik sangat rendah, yakni diangka 1 persen.
“Alasan kenapa hanya 1 persen ketertarikan sebagai anggota parpol, karena berdasarkan hasil riset CSIS, tidak ada jaminan ketika jadi anggota parpol akan diusung nantinya baik sebagai calon gubernur, bupati atau calon legislatif. Tanpa berpartai politik, jika elektabilitas bagus, kita bisa diusung sebagai gubernur, bupati maupun calon legislatif walaupun tidak melalui kaderisasi di partai politik,” ungkapnya
Lanjut Andi Saiful menjelaskan alasan lain anak muda enggan berpatai politik karena menurutnya merugikan.
“Kenapa merugikan ? Karena ketika berpartai otomatis tidak bisa menjadi penyelenggara negara seperti KPU, Bawaslu, ASN, maupun karyawan BUMN, BUMD dan beberapa jabatan lainnya yang mensyaratkan bukan kader partai,” lanjutnya.
Kata Andi Saiful salah satu jalan agar anak muda mau menjadi bagian dari keanggotaan parpol yakni parpol harus punya komitmen terhadap kadernya.
“Parpol harus berkomitmen yang akan diusung menjadi calon legislatif dan eksekutif nantinya adalah kader yang telah berproses dipartai. Jadi bukan karena tiba-tiba ada uangnya lantas diusung,” ungkapnya.
Lanjut Andi Saiful mengatakan bahwa parpol hari ini harus melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) kader tentang pengetahuan politik dan kepemimpinan sebagai bekal untuk menjadi calon pemimpin nantinya.
“Parpol mesti memberikan bekal yang cukup kepada kader yang nantinya akan diusung baik sebagai calon anggota eksekutif maupun calon legislatif, supaya mereka betul-betul matang nantinya menjalankan roda pemerintahan ketika menduduki jabatan,” ungkapnya.
Katanya lagi, jka proses kaderisasi ini berjalan dengan baik, ini akan meminimalisir nantinya politik sara dan politik uang.
“Karena pada akhirnya caleg parpol nantinya akan menawarkan visi maupun program yang bermanfaat kepada masyarakat. Bukan dipilih atas iming-iming uang atau money politik,” pungkasnya.(dy)