Scroll untuk baca artikel
OPINI

Harga BBM Naik, Jokowi-Maruf Amin Gagal Urus Negara ?

1749
×

Harga BBM Naik, Jokowi-Maruf Amin Gagal Urus Negara ?

Sebarkan artikel ini

Penulis : ASWAN (KETUA UMUM HMI CABANG BONE)

“Hari ini pukul 14.30, 3 September 2022, Pemerintah Indonesia mempertontonkan akrobat kekuasaan otoriter di awal-awal pemulihan ekonomi rakyat setelah melewati pandemi covid-19 yang menguras banyak mata pencaharian rakyat.”

Keputusan presiden Indonesia menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Fertalite yang banyak digunakan dikalangan masyarakat ekonomi rendah, kami anggap sebagai keputusan yang tidak tepat di tengah himpitan ekonomi rakyat hari ini.

Hal ini akan semakin memperpanjang garis kemiskinan di Indonesia. Kita lihat pada september 2021, data BPS secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,50 orang anggota rumah tangga. Besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata sebesar Rp 2.187.756,-/ rumah tangga miskin/ bulan.

Namun, hasil putusan presiden menaikkan harga BBM jenis fertalite yang dianggap hasil dari pertimbangan yang serius dengan alibi pemerintah telah berusaha secara maksimal dengan mengalihkan subsidi BBM ke masyarakat yang kurang mampu melalui bantuan sosial.

Apakah pemerintah serius dengan ucapannya akan membantu masyarakat miskin? Menarik subsidi dan menggantikan dengan bansos?

Atau mempinggirkan pribumi dan memasukkan warga negara asing sebagai pekerja, atau hal yang cukup dianggap meringankan atau membantu masyarakat miskin dengan dibentuknya BPIP dan mengakat Megawati Soekarno Putri sebagai pimpinan dengan nilai gaji sampai puluhan juta?

Pemberian bansos sebagai dalil pengalihan yang tidak masuk logika. Bansos yang akan dibagikan di bulan ke dua secara langsung Rp 300.000 dan kedua bulan selanjutnya, rencananya subsidi ini hanya berlangsung selama 4 bulan singkatnya.

Hal ini yang dianggap sebagai pertimbangan yang serius dalam membantu masyarakat miskin?
Presiden dianggap tidak becus dalam menghadirkan solusi terkait problem yang dihadapi indonesia terkhusus Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kenaikan harga bukan solusi, namun kenaikan harga BBM justru akan membuat semua harga kebutuhan pokok menjadi naik.

Kebijakan pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi membuat kita tinggal menunggu waktu saja untuk mendengarkan jeritan rakyat menengah kebawah atau mungkin bahkan semua rakyat akan menjerit, pun demikian juga dengan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan adanya kebijakan ini.

Bagaimana tidak, harga BBM tidak lagi naik sedikit namun ini sudah lompat harga, mulai dari yang disubsidi maupun yang non subsidi. Mulai solar dari harga Rp. 5.150 menjadi Rp. 6.800, pertalite Rp. 7.650 menjadi Rp. 10.000, sedangkan yang nonsubsidi pertamax Rp. 12.500 menjadi Rp. 14.500.

Dengan kenaikan harga ini sehingga saya menganggap bahwa kebijakan pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM tidak memihak kepada rakyat. Bagaimana tidak, Rakyat Indonesia masih berada pada fase pemulihan ekonomi akibat dari keterpurukan Ekonomi sepasca menghadapi pandemi covid-19.

Harus diakui bahwa terjadi sebuah kepanikan yang sangat luar biasa di dalam pemerintahan Indonesia hari ini sehingga mengambil sebuah kebijakan yang menurut saya kebablasan karena tidak mempertimbangkan kemampuan daya beli yang dimiliki oleh rakyat indonesia, tentunya ini akan berdampak besar terhadap perputaran ekonomi rakyat menengah kebawah.

Maka saya selaku ketua Umum HMI Cabang Bone Menyampaikan dan mengajak seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Bone, Mahasiswa, dan semua OKP yang ada di kabupaten Bone untuk MENYUARAKAN ketidak pedulian pemerintah terhadap kondisi masyarakat, menolak kenaikan harga BBM dan atau bahkan Perlu menyuarakan Presiden harus turun dari jabatannya.

Pemerintahan Joko Widodo- Ma’ruf Amin kami anggap gagal dan tidak terarah dalam membangun kedaulatan rakyat khususnya perhatian di bidang ekonomi rakyat yang akan berpengaruh panjang, bukan hanya persoalan mampu atau tidaknya masyarakat membeli BBM, namun dampak dari kenaikan itu tentunya akan melahirkan kondisi ekonomi, pendidikan, dan kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

Hidup atau mati, berdarah atau tidak, gagal atau pun berhasil, kami kader Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Bone siap berada digarda terdepan menyampaikan aspirasi rakyat sampai tuntutan ini tersampaikan dan menghasilkan keputusan yang didiskusikan secara terbuka.

Hidup Mahasiswa
Hidup Rakyat
Yakin Usaha Sampai

Baca Juga  Merajut Silaturahim Sesama Kader, HMI UNIM Bone Gelar Buka Puasa Bersama

Tinggalkan Balasan