KABARBONE.COM, WATAMPONE – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Fraksi Partai Demokrat, Syahrir, SE melakukan sosialisasi penyebarluasan (Sosper) Perda tentang pengembangan pertanian organik di Kabupaten Bone.
Sosialisasi yang diikuti ratusan peserta ini berlangsung di Gedung Bataritoja Jl Majang, Kota Watampone, Selasa (16/08/2022).
Sebagai informasi, Perda No 4 Tentang Pengembangan Pertanian Organik disahkan, Mei 2022 lalu. Dibuat agar petani lokal dapat menggunakan pupuk organik dalam pengolahan tanaman.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Bone, Abdul Rauf, yang tampil sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut menjelaskan betapa pentingnya Perda yang disahkan 23 Mei 2022, itu karena membuka kembali peluang petani menggunakan pupuk organik dalam mengolah tanaman.
“Karena seringnya kelangkaan pupuk subsidi maka lahirlah perda ini. Yang namanya organik berarti non kimia bisa dari kotoran hewan dan bisa dari daun,” papar Abdul Rauf.
Abdul Rauf bersama Syahrir yang juga Wakil Ketua Komsi B DPRD Sulawesi Selatan mengajak masyarakat Bone menggunakan pupuk organik, karena menurutnya pupuk organik ini tidak mempengaruhi kesuburan tanah dan tidak ada ketergantungan pada tanaman seperti jenis pupuk kimia lainnya.
“Pupuk organik ini tidak mempengaruhi kesuburan tanah karena alami. Beda pupuk kimia jenis Urea dan ZA dan beberapa lainnya, itu bisa mempengaruhi tanah bahkan berdampak pada kesehatan manusia dari berbagai hasil tanaman yang kita konsumsi,” katanya.
Anggota DPRD Provinsi Sulsel Fraksi Demokrat Syahrir dalam paparannya mengatakan penggunaan pupuk organik ini sangat menguntungkan para petani. Selain harganya ekonomis, petani juga dapat membuat pupuk organik sendiri dari bahan sekitarnya.
Syahrir mengatakan pemanfaatan pupuk organik, bisa mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia, yang sering langka jelang musim tanam.
“Kami harapkan para petani di Bone secara bertahap bisa mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Pupuk organik selain murah, juga hasil tanaman yang dihasilkan lebih higienis karena tidak mengandung bahan kimia,” pungkasnya. (dy)