KABARBONE.COM, MAKASSAR – Jenewa Institute salah satu organisasi non pemerintah (Ornop) di Sulsel yang bergerak dibidang kesehatan masyarakat mengadakan kegiatan workhsop media untuk dukungan percepatan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan dengan melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Unicef sebagai lembaga donor.
Kegiatan ini diikuti perwakilan media dari 5 kabupaten di Sulsel yakni Kabupaten Bone, Maros, Makassar, Bulukumba dan Jenneponto yang digelar di Kota Makassar, Sabtu (12/3/2022).
Hadir selaku pemateri, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Husni Tamrin, Epidemologi FKM Unhas, Dr Ansariadi, dan Ketua Asosiasi Jurnalis Indonesia (AJI) Makassar, Nurdin Amin.
Kabid Kesmas Dinkes Provinsi Sulsel Husni Tamrin saat membacakan sambutan Kepala Dinkes Provinsi Sulsel menjelaskan jika pandemi Covid-19 di Sulawesi Selatan belum berakhir, mesti tren kasus penularannya mengalami penurunan setelah gelombang ketiga.
“Varian virus omicron yang masih menjadi ancaman, warga tetap diharap disiplin menerapkan 5 M yakni memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghidari kerumunan untuk menekan angka kasus penularan,” ungkapnya.
Kata Dia banyaknya Informasi hoax yang beredar dan kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk ikut vaksinasi, menjadi permasalahan sehingga capaian vaksinasi di beberapa daerah di Sulsel belum maksimal.
Kaata dia peran media dalam mendukung percepatan vaksinasi Covid-19 untuk mencapai target Herd Imunity di Sulsel sangat diharapkan.
“Masih banyak beredar informasi Hoax terkait Covid-19 dan dampak vaksin sehingga menyebabkan resistensi masyarakat untuk tida ikut vaksin disamping karena pengetahuan masyarakat beragam,” katanya.
“Media itu mulut kami dan masyarakat. Peran media baik cetak, elektronik dan medsos yang mejadi rujukan informasi masyarakat perlu mengambil peran untuk memberikan pencerdasan ke masyarakat dan mengharapkan para jurnalis dapat memproduksi konten berita positif untuk mengedukasi masyarakat terkait vaksinasi covid-19,” sambut Kadinkes Provinsi Sulsel melalui Kabid Kesmas, Husni Tamrin.
Sedangkan Direktur Jenewa Isntitue Surahman mengatakan media memiliki peran untuk merubah paradigma masyarakat termasuk mendukung percepatan vaksinasi covid-19.
Ketimpangan Data Vaksin Dosis 1 dan 2 di Sulsel Capai 1,9 Juta Jiwa
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan merilis data terakhir pencapaian vaksinasi Covid-19 di Sulsel per awal bulan Maret 2022.
Berdasarkan data KPC PEN capaian vaksin dosis 1 di Sulsel diangka 85 persen sedangkan vaksin dosis 2 capaian diangka 67,72 persen dari target vaksin di Sulsel 7.058.141 dari total penduduk Sulsel 9 juta jiwa lebih atau harus mencapai angka
Ketimpangan data capaian vaksin dosis 1 dan 2 setelah verifikasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Disdukcapil, mencapai 1,9 juta jiwa dimana kabupaten tertinggi adalah Kabupaten Jeneponto, Luwu Utara dan Wajo.
Kepala Bidang Kesmas Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Husni Tamrin mengatakan kejadian kasus penularan Covid-19 di Sulsel masih tinggi yakni diangka 200 kasus kejadian perhari.
“Meski banyak kasus, tapi trendnya sudah menurun. Rumah sakit banyak yang kosong, karena kebanyakan isolasi di rumah masing-masing, sehingga masih dapat dikendalikan. Dan kita butuh dukungan media untuk percepatan vaksinasi,” imbuhnya.
Katanya lagi saat ini realisasi vaksin lansia dosis 1 sudah di angka di 80 persen di sejumlah daerah kabupaten yakni, Luwu Jeneponto, Lutra, Selayar Bulukumba dan Maros dan cakupan vaksin booster lansia tertinggi adalah Makassar dan Toraja Utara.
Saat ini pemerintah masih ada sisa target sisa 3 juta dari jumlah penduduk Sulsel wajib vaksin.
“Sisa belum vaksin sebanyak 3 juta jiwa dari target kita sebenarnya adalah 100 persen jumlah penduduk Sulsel, untuk betul-betul mencapai Herd Imunity,” pungkasnya.
Sedangkan Epidemolog dari FKM Unhas Makassar Dr Ansariadi bahwa penularan kasus covid-19 trennya mulai menurun meski demikian ancaman penularan selalu ada selama target vaksinasi covid-19 tidak tercapai.
Ansariadi menjelaskan, kegiatan vaksinasi yang gencar dilakukan pemerintah dari hasil analisis data mampu menekan laju penyebaran covid-19.
“Kalau ditanya seberapa besar angka kematian karena Covid-19 dari 100 kasus hanya 2 kasus kematian atau 2 persen. Namun, karena penularannya cepat, sehingga mesti dikendalikan karena kasus serupa sudah pernah terjadi di negara lain, wabah yang menyebabkan kematian massal contoh di Spanyol,” ungkapnya.
Ketua AJI Makassar Nurdin Amin menitipkan pesan agar media dapat membuat konten mengedukasi terkait vaksin dan meredam hoax yang beredar di masyarakat.
“Banyak hoax beredar di medsos terkait vaksin, yang bisa merusak pola pikir dan padangan masyarakat . Ini bahaya, jika media mainstrem tidak memberikan edukasi kepada masyarakat. Disinilah peran media dalam mendukung percepatan vaksinasi agar masyarakat teredukasi dengan informasi yang jelas sumbernya. Sehingga pemerintah baiknya memang merangkul media sebagi mitra,” ungkapnya.
Sedangkan salah satu peserta Workhsop Dedi Hamzah yang juga Pimred Kabarbone.com mempertanyakan anggaran publikasi penanganan covid-19.
Dia menilai pemerintah kurang melirik media, sebagai mitra dalam percepatan penanggulangan Covid-19 utamanya dalam percepatan vaksinasi.
“Anggaran penanganan Covid-19 sangat besar, akan tetapi alokasi untuk media untuk anggaran publikasi sangat minim,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan peserta lainnya Zulkifli Pimred MataMaros.com. Mantan Redaktur Media Fajar ini menilai selama pandemi ini, media sebagai garda terdepan dalam memberikan informasi terpercaya kepada masyarakat, kurang dilirik pemerintah sebagai salah atu mitra strategis untuk percepatan penanggulangan Covid-19.
“Seharusnya dari awal, media diakomodir sebagai mitra pemerintah. Selama pandemi, media banyak berperan memberikan informasi terkait penanganan covid-19, disisi lain banyak media colaps karena tidak stabilnya pendapatan selama pandemi,” terangnya. (dy)