KABARBONE.COM, WATAMPONE – Nama Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Huffadh Tuju-Tuju berafiliasi dengan kelompok jaringan teroris ISIS heboh di jagat dunia maya.
Informasi selebaran yang dilabeli lambang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BPNPT) tertulis nama-nama ponpes yang berafiliasi dengan kelompok garis keras ISIS salah satunya mencatut nama Ponpes Daarul Huffadh salah satu Ponpes tertua di Bone yang beralamat di Desa Tarasu, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone.
Direktris Pondok Pesantren Putri Darul Huffadh Sadiah Lanre Said yang dikonfirmasi menepis informasi tersebut.
Dikatakannya informasi yang beredar adalah Hoaks dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Ponpes Darul Huffadh kata Saidah adalah lembaga independen dan tidak berada di bawah organisasi dan partai politik manapun apalagi dianggap berafiliasi dengan kelompok teroris.
“Darul Huffadh adalah lembaga independen dan tidak berada di bawah naungan organisasi manapun, partai politik siapapun. Kami berdiri diatas semua golongan. Kalau ada alumninya yang ternyata dianggap memiliki indikator, itu bukan kesalahan pondok. Pondok hanya memberikan wadah pembelajaran layaknya pondok pesantren modern lainnya,” ungkapnya lewat sambungan telepon, Jumat (28/1/2022).
“Bisa dicek dari buku-buku yang digunakan dan dipantau kegiatan yang kami lakukan di pesantren. Kalau alumni, mereka keluar dari pondok, berarti bukan tanggungjawab pondok lagi dari segi pilihan pemikiran ataupun pilihan organisasi. Semuanya diserahkan bagaimana alumni tersebut menyikapi, memperhatikan, tanpa pondok ikut campur tangan dengan pilihan mereka,” tepisnya.
Putri Pendiri Pondok Pesantren Daarul Huffadh ini menjelaskan kurikulum yang diajarkan di pondok tidak pernah mengajarkan apapun yang bertentangan dengan kedaulatan NKRI.
“Dalam garis-garis besar haluan kami, yang harus ditaati dan dipatuhi santri santriwati, bertuliskan berada dibawah Pancasila dan Undang-undang Dasar 45,” jelasnya.
Kata Saidah adanya informasi yang mencatut nama Ponpes Daarul Huffadh berafiliasi denga jaringan teroris memberikan kesan negatif terhadap kondisi psikologis orang tua santri, santri dan cintra ponpes sendiri.
Atas info tersebut, pihaknya kata Saidah telah melaporkan ke pihak Polres Bone.
“Untuk saat ini, kami baru melaporkan hal ini pada pihak Kepolisian. Dikatakan afiliasi ISIS, hanya sempalan belaka tanpa adanya pembuktian, teks indikator dan lainnya. Yang disebut afiliasi dengan gerakan keras ISIS, itu yang bagaimana?,” Katanya
“Terlepas dari apakah itu rilisan dari BNPT atau bukan, pencatutan nama Pondok kami sangat tidak berdasar. Media atau bahkan pihak yang bertanggung jawab dalam hal generalisir kata afiliasi ini, bisa datang dan melihat langsung pelajaran, pembelajaran, proses kegiatan 24 jam, di pondok kami. Adakah yang menyimpang? Atau lebih tepatnya dikatakan afiliasi-afiliasi ini?,” Katanya
“Kapolres Bone, sebagai instansi pemerintah yang paling dekat jarak dari pesantren kami, juga menyampaikan kalau mereka juga tidak tahu adanya selebaran pencatutan nama tersebut. Padahal Kapolres Bone, pasti lebih tahu, bagaimana pesantren yang berada di wilayah teritorial tugasnya,” pungkasnya.
Kapolres Bone AKPB Ardyansyah yang dikonfirmasi membenarkan jika ada laporan dari pengelola Ponpes Darul Huffadh.
“Laporannya masih berproses,” singkatnya melalui pesan WhtasApp, Jumat (28/1).
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bone Dr H Wahyuddin Hakim yang ditemui diruangannya mengatakan baru mendapat informasi tersebut.
Dijelaskannya Ponpes Darul Huffad adalah salah satu yayasan pengelola ponpes yang terdaftar dan masuk dalam pembinaan Kemenag Bone.
“Ini informasi baru kami dapat. Saya kira ini tidak benar. Kami bersama kanwil Kemenag Sulsel sering memantau langsung kegiatan pembelajaran di pesantren itu dan kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kurikulum yang dikeluarkan Kemenag dan juga mengajarkan mata pelajaran umum,” ungkapnya. (dy)