KABARBONE.COM, JAKARTA – Partai Golkar disarankan agar tidak terlalu memaksa pencalonan Airlangga Hartarto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pasalnya, elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar itu masih sangat rendah.
“Golkar jangan terlalu memaksa mencalonkan Airlangga sebagai calon presiden dengan elektabilitasnya yang seperti itu. Jadi harus terbuka untuk berbagai kemungkinan,” ujar Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti, saat dikonfirmasi, Senin (17/1/2022) dilansir dari m.medcom.id
Ray menuturkan elektabilitas Airlangga sangat sulit didongkrak naik. Sebab, nihil momentum yang dapat membuat publik bersimpati terhadap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut.
“Sebab sejauh ini sudah agak sulit menaikkan elektabilitas Pak Airlangga. Karena tidak ada satu peristiwa yang membuat beliau ini dikenal, di Menteri Koordinator di Bidang Ekonomi, artinya sulit menaikkan elektabilitas beliau,” ujar dia.
Ray menilai baliho-baliho yang sudah bertebaran juga tidak terlalu signifikan untuk bisa menaikkan elektabilitas Airlangga. Sedangkan, dia mesti bersaing dengan tokoh-tokoh lain untuk menjadi capres.
“Ya baliho tidak memberikan efek signifikan, sudah tidak terlalu signifikan, dan efek baliho juga tidak besar. Tentu ada efeknya tapi tidak besar, dan signifikan,” ungkap dia
Ray menilai Partai Golkar akan ikut tergerus bila tetap memaksa mengusung Airlangga sebagai capres. Publik menjadi tidak tertarik terhadap capres yang diusung Golkar.
“Ya imbasnya bisa ke elektabilitas partai politiknya. Jadi partai politiknya jadi kurang diminati publik jika misalnya mencalonkan Airlangga sebagai calon presiden,” tutur dia.
Menurut Ray, Airlangga harus memilih satu fokusnya saat ini. Jika tetap menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga akan sulit untuk mengejar ketertinggalannya dalam hal elektabilitas.
“Saya kira kalau Airlangga rangkap jabatan sebagai ketua partai dan menteri agak sulit. Karenanya tinggal dipilih saja meninggalkan yang mana, supaya beliau bisa lebih fleksibel, karena kalau sekarang mau tidak mau harus mengurusi kementerian,” ujar dia.
Sebelumnya, Inisiator Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) ‎Sirajuddin Abdul Wahab mengatakan elektabilitas Airlangga Hartarto sangat memprihatinkan. Hal ini merujuk data survei Voxpol Center yang menyebutkan elektabilitas Airlangga hanya 0,8 persen dan 0,2 persen dari survei Indikator Politik Indonesia.
“Selain elektabilitas yang defisit, hal ini diperparah dengan elektabilitas ketua umum yang diusung menjadi capres yang memprihatinkan dan memalukan,” ujar Sirajuddin dalam jumpa pers di kawasan Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis, (13/1/2022).
Menurut dia, buruknya elektabilitas Airlangga Hartarto ini berdampak secara sistematik dan epistemik terhadap citra Partai Golkar. Padahal struktur partai dan anggota DPR dari Golkar sudah menebar baliho Airlangga.
“Namun hal itu faktanya tidak memberi dampak signifikan, hal ini dapat dianggap bahwa masyarakat tidak tergerak memberikan dukungan, jika ada kenaikan maka kenaikan itu dapat dipastikan sebagai angka yang perlu dipertanyakan sumber dan kridebilitasnya,” kata dia. (dy)