KABARBONE.COM, SALOMEKKO -Dibalik gencar-gencarnya Pemkab Bone bersama TNI-Polri melakukan vaksinasi massal Covid-19 untuk mencapai target vaksinasi 70 persen hingga penghujung tahun 2021, ada kabar tak sedap yang menimpa dampak dari vaksinasi Covid-19 tersebut.
Gadis belia umur 13 tahun di Desa Gattareng Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone dikabarkan meninggal dunia akibat dampak vaksin, Rabu (22/12/2021)
Gadis malang tersebut adalah Andi Nur Widya, Siswa Kelas 1 yang sehari-harinya mengenyam pendidikan di MTS Patimpeng.
Kondisi Nur Widya memburuk pasca mendapatkan vaksin Covid-19 dosis ke 2 hingga mengantarkan keperistrahatan terakhirnya untuk selama-lamanya.
Diduga ada kelalaian dan pelanggaran standar operasional prosuder (SOP) oleh tim vaksinator saat melakukan proses screening kesehatan terhadap almarhum sesaat sebelum mendapatkan vaksin Covid-19 yang dilaksanakan di sekolahnya.
Taufik kakak kandung almarhuma Nur Widiya yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon membenarkan kejadian yang menimpa adiknya tersebut.
Diakuinya adiknya itu memang ada riwayat penyakit jantung dan asma yang sudah lama dia derita yang mengakibatkan kondisi pertumbuhannya terganggu sejak kecil.
Dengan nada sedih dia lanjut menceritakan adiknya (Nur Widya,red) sebelum menerima vaksin kondisinya sehat dan setiap hari berangkat ke sekolah dengan kondisi normal seperti anak-anak sekolah lainnya.
Pada saat menerima vaksin Covid-19 dosis pertama, kata Taufik tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari pihak sekolah.
Dia baru tahu adiknya sudah divaksin setelah adiknya mengalami keluhan setelah pulang dari sekolah.
“Pada saat setelah menerima vaksin pertama di awal Oktober lalu, kondisi kesehatan adik saya mulai menurun. Kondisinya lemas dan selalu baring. Akan tetapi setelah beberapa hari kembali sehat dan kembali ke sekolah,”
Lanjut Taufik menceritakan, di bulan November adiknya kembali mendapatkan dosis ke 2 vaksin Covid-19 di sekolahnya. Saat kembali kerumah kondisinya kembali memburuk.
Adiknya mengalami kelainan setelah mendapatkan dosis vaksin ke 2. Ada pembengkakan di kaki dan kondisi nafsu makannya menurun hingga adiknya mengalami penurunan berat badan drastis.
“Memang ada kelainan yang ia rasakan setelah vaksin dosis ke 2. Kondisinya lemah, ada pembengkakan dikaki dan tidak ada nafsu makan. Dia keluhkan dibagian belakang tulang punggungnya, makanya selalu dikompres oleh orang tua,” ungkapnya.
Lanjut Dia menceritakan setelah dirawat di rumah beberapa hari, kondisi adiknya makin memburuk hingga akhirnya pihak keluarga memutuskan merujuk ke Puskesmas Salomekko untuk diperiksa.
“Pada saat di bawa ke puskesmas untuk diperiksa, kata dokter ada penggumpalan darah di tulang belakangnya. Kemudian adik saya dikasi obat untuk diminumnya,” jelasnya.
Lanjut Taufik menceritakan selang beberapa hari dari Puskemas Salomeko kondisi Nur Widya terus memburuk, hingga kembali dirujuk dan dibawa di Puskesmas Kajuara di hari Selasa (23/12/2021).
“Hari selasa adik saya dirawat inap di Puskesmas Kajuara, besoknya Rabu adik saya meninggal,” ucapnya.
Taufik mengatakan pihak keluarga sudah mengikhlaskan atas kepergian adiknya tersebut.
Taufik hanya berharap agar pemerintah dapat memberikan kepastian keamanan agar tidak ada lagi masyarakat yang dirugikan akibat dampak vaksin covid-19 tersebut.
“Kami pihak keluarga sudah mengihklaskan. Akan tetapi kami meminta agar pemerintah hati-hati agar tidak ada lagi kejadian serupa seperti yang dialami adik saya,” harapnya.
Kepala Desa Gattareng Irfan Rahim yang dikonfrimasi membenarkan atas kejadian yang dialami warganya itu.
“Anak ini (Nur Widya,red) kondisinya normal cuman sakit-sakitan. Anak ini saya dengar lahir prematur. Anak ini ada riwayat penyakit jantung dan asma kata keluarganya. Proses pemeriksaan pada saat mau divaksin mungkin pemeriksanya tidak jeli,” kata Irfan.
Terpisah Sekretaris Dinas Kesehatan dr Yusuf Tolo Mkes yang dikonfirmasi menjelaskan hingga saat ini apa yang berkembang informasi terkait dengan kematian Nur Widya akibat vaksin masih rumor dan belum ada pembuktian ilmiah.
Dijelaskannya, atas kejadian tesebut pihaknya akan melakukan kroscek kepada tim vaksinator yang melakukan kegiatan vaksin pada saat itu untuk memastikan sop yang diterapkan sudah sesuai.
Pihaknya juga akan melakukan penelusuran riwayat penyakit Nur Widya untuk memastikan riwayat penyakit jantung dan asma seperti yang informasi yang beredar di masyarakat.
“Tentunya kami dari pemerintah mengucapkan turut berbela sungkawa atas kejadian ini. Kami segera akan melakukan kroscek lebih dalam untuk memastikan penyebab kematian Nur Widya dan Insya Allah kami akan umumkan di publik hasilnya dalam waktu dekat,” kata Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Bone itu, Senin (27/12).
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bone Dr H Wahyuddin yang dikonfirmasi mengatakan belum mendapatkan informasi dari pihak sekolah yang menimpa salah satu siswa di MTS Patimpeng.
“Belum ada informasi pak dari pihak sekolah. Nanti kami kroscek. Terima kasih atas informasinya,” katanya lewat sambungan telepon. (dy)