KABARBONE.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI asal Sulawesi Selatan II, Andi Akmal Pasluddin menuturkan, pemerintah perlu mengadakan program khusus untuk mendata kondisi masyarakat yang akurat terutama di daerah pelosok dan pinggiran.
Kabar hasil beberapa riset dunia yang menempatkan Indonesia sebagai negara yang rendah tingkat ketahanan pangannya sangat memprihatinkan. Bahkan Indonesia ditempatkan lebih rendah dari Zimbabwe dan Ethiopia pada persoalan Ketahanan Makanan.
“Ini sebagai masukan pada sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2020 dengan metode online karena kendala pandemi. Bahwa hasil sensus ini sangat bias dan hanya menggambarkan kondisi yang sangat terbatas. Negara tidak akan dapat mengandalkan banyak hal dari sensus 2020 kecuali hanya jumlah penduduk saja”, tutur Akmal.
Politisi PKS ini mengatakan, harus ada program pendataan tiap kabupaten kota yang akurat dengan menangkap semua data penduduk termasuk kondisi ekonomi, kesehatan dan pendidikannya.
Sehingga kita punya data sendiri yang akurat sebagai pembanding yang pada saat ini Indonesia memiliki Prestasi buruk pada skor indeks kelaparan global.
Berdasarkan Global Hunger Index, poin Indonesia adalah 19,1. Hampir sama dengan Filipina sebesar 19. Dengan nilai tersebut, Tanah Air berada di level kelaparan yang sangat serius.
Meski data ini masih diperdebatkan, dimana prestasi bagi sektor pertanian Indonesia tergolong meningkat sejak tahun 2016, namun pembuktiannya sangat lemah.
“Negara kita harus memastikan tingkat kelaparan dan angka stunting yang ada pada penduduk kita berkurang drastis. Karena ini akan sangat mempengaruhi pada kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia di masa datang. Menghadapi persaingan global dan pembukaan pasar di dunia Internasional kita, Hukum Rimba Dunia akan semakin keras. Hanya manusia yang tangguh baik fisik maupun pikiran yang akan bertahan kuat menghadapi interaksi antar negara, jelas Akmal.
“Pemerintah perlu membuktikan secara akurat, dimana Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atals (FSVA) menyebutkan jumlah kabupaten/kota yang rentan rawan pangan mengalami penurunan dari 76 kab/kota pada 2019 menjadi 70 kabupaten/kota di 2020. Akan tetapi lebih baik bahwa penurunan rentan pangan negara kita di hapuskan sehingga Indonesia layak di sebut negara yang sejahtera”, tutup Andi Akmal Pasluddin. (Dy)