KABARBONE.COM, WATAMPONE – Belakangan ini, polarisasi di media sosial membuat sejumlah netizen angkuh dan bahkan tidak percaya akan adanya Virus Corona (COVID-19).
Meski pemerintah telah melakukan upaya sosialisasi diberbagai media dan platform media sosial agar masyarakat wasapada dan tetap menerapakan protokol kesehatan, akan tetapi sebagian netizen menganggap itu hanyalah aksi tipu-tipu dan seakan kedok untuk menghabiskan angggaran semata, sehingga lonjakan angka kasus kematian dan tambahan kasus COVID-19 dianggap hanya angin lalu.
Padahal faktanya yang terparparnya virus Corona di Indonesia bahkan di Kabupaten Bone khususnya angka kematian mencapai 25 orang. Bahkan Rabu, 13 Januari kemarin, 3 kasus warga Bone meninggal akibat terpapr COVID-19.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Kominfo) Kabupaten Andi Amran, menjelaskan fenomena distrut atau kurang percayanya sebagian netizen terhadap wabah COVID-19 disebabkan tidak mendaptkan infomasi yang valid dari sumber yang jelas.
Padahal menurutnya Pemkab Bone sejak awal COVID-19 sampai level pemerintahan desa telah dilalukan sosialisasi terkait bahaya wabah Virus Corona dan menganjurkan tetap menerapkan protokol COVI-19, sebelum dilakukan vaksinasi COVID-19.
Kominfo sendiri kata Andi Amran telah memaksimalkan semua platfom yang menjadi jembatan untuk mengedukasi masyarakat baik melalui kerjasama dengan media, melalui website pemerintah, Halo Bone bahkan setiap saat dilakukan siaran di Radio Suara Bone Beradat (SBB) yang merupakan siaran radio Pemkab Bone.
“Kepada netizen maupun masyarakat yang tidak percaya COVID-19 hargailah imbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan tidak berkerumun. Jadi Percaya maupun tidak percaya intinya tetap pakai masker, karena kalau tidak membahayakan diri sendiri dan bisa menyebabkan resiko kepada orang lain,” jelasnya ketika ditemui Selasa 12 Januari 2021 kemarin.
Dikatakannya lagi meningkatnya kasus kematian akhir-akhir ini, masyarakat meski lebih waspada, dan mencari informasi yang benar dan valid dari sumbernya yang jelas.
Terpisah, Sekretaris Satgas Percepatan Penangan COVID-19 Dray Vibrianto menambahkan, fakta melonjaknya angka kematian COVID-19 dan penularannya bukan hanya terjadi di Bone, bahkan seluruh dunia saat ini mengalami peningkatan kasus.
“Merubah mindset memang susah, tapi faktanya lonjakan kasus bukan hanya terjadi di Bone akan tetapi seluruh dunia. Negara yang dulunya dikabarkan bebas COVID-19 seperti Swedia, saat ini melakukan lock down,” jelasnya
Distrust atau kurang percanaya nitizen maupun sebagaian masyarakat terhadap wabah COVID-19, kata Dray menurutnya sebenarnya masyarakat sudah paham bahaya COVID-19.
“Buktinya adanya perlakuan berbeda masyarakat terhadap masyarakat terhadap pasien yang sembuh dari COVID-19. Orang-orang yang terindikasi COVID-19 bahkan ada reaksi penolakann tempat pemakaman COVID-19. Yang perlu pacu lebih kepada perubahan perilaku agar masyarakat disiplin menerapkan prokes,” kuncinya. (dy)