KABRBONE.COM, WATAMPONE- Sejumlah vaksin saat ini sudah mulai didistribusikan bahkan digunakan di beberapa negara. Dua negara Amerika dan China memiliki beberapa jenis vaksin tersebut.
Contohnya Amerika memiliki Moderna dan Pfizer sementara China dengan Sinopharm serta Sinovac. Keempatnya sudah pernah diuji dan memiliki keefektifan masing-masing.
Berikut tingkat kemajuran dari masing-masing vaksin dua negara tersebut, dirangkum KABARBONE.COM dari CNBC Indonesia, Jumat, 8 Januari 2020.
Vaksin Covid-19 China
China memiliki dua vaksin yang sudah mengumumkan tingkat efektivitas dan kemanjurannya yakni Sinovac dan Sinopharm. Keduanya sudah melewati uji klinis yang dilakukan di sejumlah negara.
Di Brasil, Sinovac telah melakukan uji klinis dengan 13 ribu relawan. Hasilnya vaksin buatan Sinovac Biontech itu efektif 78%. Menurut Direktur Butantan Institute, Dimas Covas, vaksin bekerja 100% jika digunakan untuk infeksi penyakit parah dan sedang, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/1/2021).
Hasil Sinopharm pun tidak begitu jauh yakni 79,34% untuk melawan infeksi Covid-19. Setelah data interim uji klinis fase tiga, regulator kesehatan China juga langsung memberikan izin bersyarat untuk Sinopharm bisa digunakan untuk masyarakat China secara luas.
Sebelumnya, Sinopharm juga mendapatkan izin penggunaan darurat nan kontroversial dari pemerintah setempat pada Juli 2020. Dengan izin ini, vaksin dapat disuntuikan untuk masyarakat yang masuk ke kategori beresiko tinggi seperti tenaga kesehatan, militer dan diplomat.
Vaksin Covid-19 Amerika Serikat
Dua vaksin asal AS memiliki keefektifan lebih tinggi dibandingkan vaksin asal China. Misalnya Pfizer yang November lalu telah menyelesaikan uji klinis tahap akhirnya, 95% efektif melawan pandemi dan diklaim tanpa efek samping yang membahayakan.
Uji klinis vaksin ini melibatkan 43 ribu relawan tersebar di AS dan beberapa negara Eropa. Dari data final uji analis mengevaluasi 170 infeksi Covid-19 yang telah dikonfirmasi.
Sementara itu, Pengumuman itu disampaikan langsung oleh CEO perusahaan, Stephane Bancel pada November lalu.
Saat itu, pihak Moderna juga menyatakan kesiapannya mengirim sekitar 20 juta dosis vaksin ke AS. Tahun ini direncanakan akan mengirimkan sebanyak 500 juta hingga 1 miliar dosis vaksin secara global.
(Source : CNBC / dy)