KABARBONE.COM, JAKARTA – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sempat mengomentari isu-isu politik yang terjadi beberapa waktu terakhir.
JK adalah tokoh bangsa yang pernah menduduki jabatan wakil presiden sebanyak dua kali, pertama di era SBY dan lalu era Jokowi.
JK merupakan seorang pengusaha yang memiliki ‘gurita bisnis’ bernama Kalla Group.
Perusahaannya ini memiliki 36 jenis usaha mulai dari percetakan hingga tukang cukur. Meskipun banyak, usahanya tidak selalu berjalan mulus.
Di bidang otomotif, Kalla Group ini memiliki merek dagang di kawasan Indonesia Timur melalui bendera PT Hadji Kalla (Kalla Toyota).
Menurut JK, penjualan merek Toyota ini lebih dulu dilakukan Kalla Group dibanding Astra.
Bisnis Kalla Group juga meliputi usaha baja, semen, dan tekstil. Pada tahun 1964, saat Indonesia diterpa krisis ekonomi dan inflasi besar-besaran, bisnis tersebut ikut terkena imbasnya dan hampir bangkrut.
JK muda yang baru saja bergabung saat itu memutar otak mencari bisnis lain yang lebih berkembang di masa depan.
“Saat saya masuk, pegawai tinggal satu. Saya lihat kebutuhan mobil pasti akan meningkat terus. Saya surat dan kunjungi Toyota dan akhirnya jadi dealer di Sulawesi,” ungkap JK di Makassar dikutip dari dilansir dari detik.com edisi (11/11/2018).
Perusahaan-perusahaan Kalla Group juga fokus pada infrastruktur, seperti usaha pembangunan aspal di PT Bumi Karsa atau di PT Bukaka Teknik Utama yang fokus membangun tower dan jembatan.
Hal itu sesuai filosofi yang ditanamkan di Kalla Group, yakni membangun Indonesia di bagian timur.
Kalla Group juga melebarkan sayapnya di bisnis energi terbarukan. Lewat Poso Energy telah merampungkan sekaligus mengoperasikan Proyek Poso 2.
Mereka juga mengerjakan Proyek Poso 1, serta proyek Poso 3 yang ditargetkan rampung di 2022 dan menghasilkan lebih kurang 1000 MW.
Perusahaan Kalla ini juga merambah ke smelter di bawah payung PT Bumi Mineral Sulawesi. Lokasi smelter berada di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi.
Saat ini, JK sedang menjadi buah bibir. Itu bermula dari pernyataannya dalam webinar yang diselenggarakan DPP PKS bertajuk ‘Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Membangun Demokrasi yang Sehat’ pada Jumat (20/11) lalu.
JK angkat bicara mengenai fenomena Habib Rizieq yang meluas sehingga melibatkan TNI-Polri.
“Kenapa masalah Habib Rizieq Syihab, begitu hebat permasalahannya sehingga polisi, tentara, turun tangan, sepertinya kita menghadapi sesuatu yang guncangnya yang ada. Kenapa itu terjadi, ini menurut saya karena ada kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas,” kata JK dalam webinar itu.
“Adanya kekosongan itu, begitu ada pemimpin yang karismatik, katakanlah karismatik, begitu, atau ada yang berani memberikan alternatif, maka orang mendukungnya. Ini suatu menjadi, suatu masalah, Habib Rizieq itu adalah sesuatu indikator bahwa ada proses yang perlu diperbaiki dalam sistem demokrasi kita,” tambah JK.
(Source:detik.finance)