KABARBONE.COM, WAJO – Akibat intensitas hujan yang masih tinggi, Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan sampai hari ini masih dilanda banjir dan belum ada tanda-tanda banjir akan surut
Akibat banjir yang berkepanjangan di Kota Sutera tersebut, sedikitnya 17 ribu rumah warga terendam banjir, dan 215 kepala keluarga (KK) diungsikan. Tidak hanya rumah warga , sejumlah fasilitas publik seperti sekolah juga tak luput dari genangan banjir.
Koordinator Tim Terpadu Penanggulangan Bencana Banjir Kabupaten Wajo, Ardi Anugrah yang dihubungi kabarbone.com menjelaskan jika banjir di Kabupaten Wajo sudah terjadi sejak 19 Mei 2020 dan sudah tiga kali dilakukan penetapan status tanggap darurat, terakhir 10 Juli 2020 sampai tanggal 30 Juli.
Ardi mengatakan banjir tersebut melanda sebanyak 78 desa dan kelurahan dari 9 Kecamatan di Kabupaten Wajo dan kondisinya sudah darurat.
“Dari 9 Kecamatan ini semuanya terdampak parah akibat banjir, dari data kami ada 17 ribu rumah terendam banjir. Terakhir kita assesment ada 215 kk yang sudah mengunsi. Sementara kita siapkan 8 pos pengunsian untuk menampung warga yang kita sudah evakuasi yang tersebar di 2 kecamatan yakni Kecamatan Tempe dan Kecamatan Tana Sitolo. Sampai hari ini, belum ada laporan korban jiwa,” ungkap Ardi kepada kabarbone.com, Rabu 15 Juli 2020, malam.
Ardi kembali menjelaskan jika sebagian warga yang terdampak banjir ada yang mengungsi madiri, dan selebihnya masih bertahan di rumah masing-masing.
Dijelaskannya kembali, saat ini Tim Terpadu Penanggulangan Banjir masih melakukan upaya pemantauan, assesment, evakuasi kepada warga dan melakukan penyaluran bantuan.
Saat ini kata Ardi kebutuhan warga dipengunsian sangat membutuhkan bantuan sandang dan pangan. Untuk pelayan kesehatan sendiri katanya masih dapat ditangani oleh tim medis karena belum banyak warga yang mengalami sakit.
“Yang paling mendesak dibutuhkan warga sekarang adalah air bersih, bambu, dan sembako,” pungkasnya. (dy)