KABARBONE.COM, WATAMPONE – Dinas Pendidikan Kabupaten Bone meminta kepada para guru sekolah di Kabupaten Bone menguasai Informasi dan Teknologi (IT) seriring kebijakan perpanjangan masa belajar dari rumah (BDR) bagi siswa tingkat TK, SD, SMP, SMA sederajat di Kabupaten Bone kembali diperpanjang sampai 25 Juli 2020.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, Drs. Nursalam, M.Pd, tegas meminta agar guru segera beradaptasi dengan kondisi sekarang dan guru jangan banyak mengeluh. Dibeberapa kesempatan kata Nursalam sudah menyampaikan kepada kelompok guru agar kreatif melakukan proses belajar mengajar ditengah wabah Pandemi COVID-19.
“Guru-guru juga banyak mengeluh terkait kondisi pembelajaran sekarang ini. Tapi kami sudah tegaskan dengan beberapa kelompok guru, agar jangan mengeluh dengan menyalahkan internet dan menyalahkan teknologi. Saatnya guru mengorbankan diri untuk menguasai teknologi karena negara telah menggaji dan membayarkan sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi dan mengusai teknologi. Saatnya para guru beradaptasi dengan kondisi saat sekarang ini,” tegas Nursalam.
Dikatakannya lagi terkait banyaknya juga keluhan orang tua terkait BDR , kami sudah sampaikan ke pihak sekolah, jika dalam satu kelas itu hanya ada 10 siswa yang memiliki handpone (HP), anak-anak dibagi menjadi 10 kelompok kecil dan itu menjadi tugas wali kelas untuk melakukan identifikasi terhadap kondisi siswa dan orang tua siswa.
Nursalam juga menyinggung praktek pembelajaran yang dilakukan sebagian guru dengan memberikan tugas kepada siswanya dengan hanya mengirimkan tugas melalui foto dan meminta siswa mengerjakan lalu mengiri kembali tanpa ada interaksi.
Nursalam juga meminta para guru Guru kelas mengidentifikasi siapa yang mendampingi siswa belajar dari rumah.
“Jadi, guru jangan hanya mengirimkan tugas ke siswa dengan mengirim foto tugas kirim, itu bukan belajar namanya, tapi mengirim foto. Yang kami mau ada interaksi proses belajar. Kami juga sampaikan kepada pengawas sekolah agar mengarahkan guru melakukan inovasi pembelajaran. Kondisi sekarang seolah-olah kita berjalan tiba-tiba hujan deras kita singgah berteduh. Kalau kita tinggal berteduh menuggu hujan berhenti, kita akan kemalamam di jalan. Olehnya kita harus tetap berjalan kehujanaan apakah pakai payung, daun pisang, dengan mobil atau sesuai dengan fasilitas yang dimiliki,” tegasnya.
Bagi daerah yang memang sulit jaringannya, Nursalam menjelaskan agar guru menyusun modul sederhana dan diberikan tugas kepada siswa untuk dua atau tiga kali pertemuan dan jangan tinggal dirumah tidur.
“Guru itu lulusan sarjana S-1 bahkan S-2, jangan karena tidak ada jaringan tinggal saja dirumah. Guru mesti kreatif jangan karena alasan jaringan tidak ada proses belajar kepada siswa. Kita tahu banyak guru yang mengeluh, tapi apa yang kita jalankan ini adalah sesuai dengan regulasi yang ada,” jelas Nursalam.
Terkait kapan siswa akan masuk sekolah kembali, Nursalam mengatakan tergantung dari keputusan pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan zona masing-masing daaerah yang diatur dalam regulasi. Kalaupun kembali di sekolah, tidak serta merta siswa langsung masuk sekolah secara kesuluruhan selama masa pandemi COVID-19 kata Nursalam.
Selain itu Nursalam mengatakan, selama masa BDR ini pihak sekolah dapat melakukan pembelanjaan untuk seperti pembelian kartu data untuk guru dan siswa melalui dana Biaya Operasional Sekolah (Bos).
“Kami sudah kampaikan juga kepada pihak sekolah, selama masa BDR ini pihak sekolah bisa belanja untuk paket data bahkan bisa belanja untuk belanja aplikasi daring untuk proses belajar siswa,” kuncinya. (dy)