KABARBONE.COM, WATAMPONE – Pemerintah Kabupaten Bone melalui Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Bone saat ini getol mensosialisasikan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Melalui program ini, diharapkan masyarakat Kabupaten Bone dapat memaksimalkan potensi pekarangan rumah menjadi sumber pangan dan protein, apalagi ditengah Pandemi Covid-19.
Bahkan, pemanfaatan pekarangan rumah ini sangat menjanjikan untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah jika dikelola dengan serius.
Soal pemanfaatan pekarangan rumah, Kadis Ketapang Kabupaten Bone, H.A. Asman Sulaiman, S.Sos, MM, tidak hanya berteori, Mantan Camat Barebbo ini juga mempraktekkan sendiri.
Ditemui kabarbone.com, Selasa 7 Juli 2020, Kadis Asman memperlihatkan kolam ikan terpal yang berada lokasi pekarangannya yang baru dikelola sebulan yang lalu.
Di lokasi kurang lebih 4X6 meter, dengan dengan modal Rp 15 juta, kadis A.Asman kini membudidayakan ikan Nila dan Lele dalam kolam terpal dalam jumlah ribuan ekor.
Salah satu praktek cerdas pemanfaatan pekarangan melalui budidaya ikan dikolam terpal ini, Kata A.Asman selain biayanya murah, pemeliharaannya tidak susah, dan hasilnya menjajikan.
“Budidaya ikan di kolam terpal ini bisa menjadi salah satu alternatif pemanfaatan pekarangan rumah. Biayanya murah, dan kurang lebih 3 bulan, ikan ini sudah bisa panen. Kita praktekkan dulu, supaya bisa menjadi contoh dimasyarakat,” kata A.Asman.
Tidak sampai di kolam ikan saja, Kadis Asman juga berencana melakukan pengembangan tanaman hidroponik dipekaranganya itu, agar bisa menjadi percontohan kepada msyarakat sekitar.
“Kebutuhan pangan dan protein, masyarakat bisa menyediakan sendiri dengan pemanfaatan pekarangan rumah dengan menanam berbagai jenis sayuran, berternak ayam, atau budidaya ikan di kolam terpal. Jika kebutuhan pangan dan protein masyarakat dapat dipenuhi sendiri, tentu tidak ada lagi kasus stunting (orang kerdil) di Bone,” jelas Kadis Ketapang.
A. Asman juga mengatakan, kebutuhan sayur di Bone saat ini 90 persen di datangkan dari luar Bone, padahal potensi lahan kita besar, kendalanya kata Asman, masyarakat kita perlu didorong agar lebih produktif dalam mengelola lahan dan selektif dalam memilih jenis tanaman yang memang punya nilai jual dipasaran.
Kebijakan ditingkat desa juga perlu menjadi perhatian kata Asman, agar masyarakat termotivasi untuk memaanfaatkan pekarangan rumah warga desa.
“Saya contohkan, dengan luas lahan 30 are saja kami pernah praktekkan di Desa Lampoko, dalam kurung waktu kurang lebih 2 bulan saja bisa menghasilkan Rp 28 juta, bagaimana kalau luas lahan 1 hektar. Ini saya contohkan agar masyarakat termotivasi untuk berusaha,” pungkasnya.
Dikatakannya kembali, Dinas Ketapang Kabupaten Bone terus menssupport kelompok pemuda tani, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan kelompok lainnya untuk melakukan program pemberdayaan kepada masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan rumah.